Header Ads

Dandim 0402/Oki Letkol Inf. Riyandi. Marwah Ideoligi Pancasila Vegah Tangkal Kehancuran Bangsa.



Kayuagung,/Oki/Sumsel – Komando Distrik Militer (Kodim) 0402/OKI-OI menggelar kegiatan sosialisasi cegah tangkal radikalisme terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI-Polri, mahasiswa dan masyarakat, bertempat di ruang rapat Bende Seguguk di kantor Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Senin (11/11/2019).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa perwakilan dari elemen masyarakat, ASN, aparat TNI-polri, dan mahasiswa.

Dalam kesempatan itu, Komandan Kodim (Dandim) 0402/OKI-OI Letkol Inf. Riyandi mengatakan, bahwa tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengantisipasi dan menangkal pemahaman, di luar pemahaman ideologi Pancasila yang mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Ancaman radikal ini dimana beberapa pemahaman menyusup kepada pemahaman kebangsaan kita, sehingga perlu kita tangkal supaya jangan keluar dari rel ideologi Pancasila kita,” kata Dandim.

Dirinya berharap dengan digelarnya kegiatan ini dapat mengembalikan marwah ideologi Pancasila di masyarakat, sehingga warga tidak mudah diadu domba dan dapat mencegah terjadinya kehancuran bangsa.

“Mudah-mudahan terbuka pola pikir masyarakat ingin kembali mempertahankan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara, sehingga kita tidak mudah diadu domba maupun diprovokasi untuk mencegah kehancuran bangsa ini,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten OKI, Ustadz Tsabit Ali Haq, saat diwawancarai mengatakan, dirinya berharap kegiatan seperti ini bisa lebih ditingkatkan lagi, baik jumlah kegiatannya maupun durasinya.

“Harus lebih banyak, kemudian durasi waktunya juga. Inikan formal, sebaiknya harus ada juga non formal, mungkin dalam bentuk dialog, ngobrol sambil lesehan,” imbuhnya.

Tsabit juga menjelaskan bahwa perspektif tentang radikalisme yang selama ini terbentuk di masyarakat terkesan cenderung condong ke umat Islam. Hal ini yang membuat umat Islam merasa tidak nyaman. Padahal, lanjut Tsabit, istilah radikalisme itu juga ada di dalam kalangan akademisi.

“Radik itu artinya berfikir mendasar atau mendalam, tapi ketika itu menjadi isu sebuah keyakinan, jadilah itu sebuah ego, dia yang paling hebat, dia yang paling benar, dan yang paling pintar,” jelasnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, kelompok-kelompok ini tidak hanya ada di kalangan umat Islam, tapi semua elemen masyarakat, semua agama.

“Tidak hanya di dalam Islam, namun juga ada di semua elemen masyarakat, dan semua agama. Karena itu kita harus mendiskusikannya, sehingga kemudian persepsi radikal itu tidak hanya ada dalam suatu agama saja, terutama

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.