Header Ads

Ketua DPR RI Puan Maharani Kunjungi Unsri.

 





Jakarta - Torang -Ketua DPR RI Puan Maharani mengisi kuliah umum di Universitas Sriwijaya (Unsri) dalam kunjungan kerja hari kedua di Sumatera Selatan (Sumsel). Pada kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya memiliki rasa cinta terhadap Tanah Air dan menjaga persatuan di tengah keberagaman.

Diketahui, sebelum berangkat Puan menyempatkan untuk sarapan Mie Celor Asli 26 Ilir H. Syafei Z di Jalan Merdeka, Kota Palembang. Ia menikmati seporsi Mie Celor yang menjadi kebiasaannya ketika berkunjung ke kampung halaman ayahnya tersebut.


"Kalau ke Palembang saya selalu sarapan Mie Celor. Pakai kaldu udang, udangnya dari sungai. Kenapa disebut Mie Celor, karena minya cuma dicemplungin ke air panas," kata Puan dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/3/2023).




Setelah sarapan, Puan lalu menuju Kampus Unsri Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir. Kedatangannya disambut oleh Rektor Unsri Prof Anis Saggaff beserta Civitas Akademika Unsri lai

Beri Bantuan, Puan Acungkan Jempol ke Komunitas Bank Sampah di Palembang

Para mahasiswa juga menyambut kehadiran Puan saat memasuki aula Fakultas Ekonomi Unsri yang menjadi lokasi kuliah umum



"Hari ini memang hari yang sangat luar biasa bagi saya bisa hadir memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Sriwijaya," ujar Puan.


Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu merasa senang dapat mengisi kuliah umum, karena menganggap Unsri sangat spesial. Apalagi peletakan batu pertama kampus Unsri dilakukan oleh sang kakek, Presiden pertama Indonesia Soekarno di tahun 1960.


Ia pun terkenang dengan sang ayah, almarhum Taufi Kiemas yang juga pernah berkuliah di Unsri.


Tinjau Pabrik Pupuk di Palembang, Puan: Stok Banyak tapi Kenapa Langka?

"Di luar hal itu, almarhum ayah saya, Bapak Taufiq Kiemas merupakan bagian tidak terpisahkan dari Universitas Sriwijaya. Beliau pernah berkuliah dan beraktivitas di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya," kenangnya.


Menurut Puan, Unsri bukan hanya memegang nama besar kerajaan Sriwijaya dan menghasilkan banyak petinggi di negara ini. Akan tetapi, menjadi perguruan tinggi dengan wilayah yang luas dan mempunyai banyak potensi untuk berkembang lebih maju.


"Nama Sriwijaya sejak lama sudah menjadi sumber kebanggaan dan bukti kejayaan bangsa Indonesia di masa lampau. Jadi saya ikut bangga punya darah Sriwijaya sebagai putri almarhum Bapak Taufiq Kiemas," imbuh Puan.


Pada kuliah umum yang bertema 'Cinta Tanah Air dan Sayang terhadap Sesama Anak Bangsa' itu, Puan berbicara soal kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada masanya. Selain menjadi pusat gravitasi perdagangan, menurutnya, Kerajaan Sriwijaya sekaligus menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.



Dicurhati Petani-Penyuluh di Sumsel, Puan Janji Akan Carikan Solusi

"Inilah yang kita inginkan di masa kini dan masa depan, bahwa Indonesia kembali memasuki masa kejayaan, masa kemajuan. Kita ingin Indonesia menjadi pusat gravitasi peradaban dunia, sumber kemajuan global yang disegani, dihormati, dan menjadi rujukan dunia," tuturnya.


Untuk mencapai tujuan itu, Puan pun menekankan anak muda harus menanamkan rasa cinta terhadap Tanah Air, serta rasa sayang terhadap sesama anak bangsa.


"Karena tidak bisa Indonesia berjaya, tidak bisa Indonesia maju ketika manusia-manusianya tidak cinta Tanah Air, ketika kita semua tidak saling menyayangi," ungkap Puan.


Di tengah kuliah umumnya, Puan lalu memanggil sejumlah mahasiswa naik ke atas podium untuk mengajak mereka berbincang. Kepada Puan, seorang mahasiswa asal Papua Barat, Zulia mengaku sangat senang bisa berkuliah di Unsri.


Puan

"Saya pilih kuliah di sini karena salah satu universitas terbesar. Banyak yang mau ke sini, tapi tidak dapat kesempatan. Setelah lulus, saya mau kembali ke Papua untuk membangun daerah," ucap Zulia.


Puan pun memuji cita-cita besar Zulia itu. Kemudian Puan bertanya kepada mahasiswi lainnya bernama Kinanti apa alasannya berkuliah di Unsri.


"Ibu saya orang Palembang, jadi ada keluarga di sini. Universitas Sriwijaya impian saya dari dulu," jawab mahasiswi jurusan Fisip asal Purwokerto tersebut.


Lalu Puan bertanya kepada mahasiswa jurusan keguruan asal Papua Tengah bernama Wiranus William. Wiranus juga mengaku senang berkuliah di Unsri.


Tinjau Pabrik Pupuk di Sumsel Puan Ingatkan Pesan Bung Karno

"Apa yang kamu dapat selama kuliah?," tanya Puan.



Selanjutnya, Puan memberikan kuis untuk Wiranus dengan memintanya menyebutkan 3 makanan khas Palembang. Wiranus hanya bisa menjawab Pempek, namun ia dibantu teman-temannya yang lain untuk menjawab sisanya. Ketiga mahasiswa yang maju diberikan hadiah masing-masing sebuah ponsel pintar oleh Puan.


Usai berinteraksi dengan mahasiswa, Puan kembali meneruskan pembahasan soal rasa cinta terhadap Tanah Air. Menurutnya, mencintai Tanah Air Indonesia sama artinya dengan mencintai keragaman.



Puan ke Kader PDIP: Representasi Keluarga Bung Karno Masih Dibutuhkan

"Sebab Indonesia adalah bangsa yang sangat beragam manusianya, sukunya, budayanya, bahasanya. Tidak mudah mengelola keberagaman tersebut," jelas Puan.


"Banyak negara di dunia yang kesulitan untuk menerima keberagaman, dan kalau sulit untuk menerimanya maka tentu akan lebih sulit lagi untuk mencintainya," imbuhnya.


Mantan Menko PMK itu mengingatkan mahasiswa untuk bersyukur karena para founding fathers Indonesia sudah memberikan kunci cara mengelola keberagaman. Yakni dengan memegang teguh semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika', yang bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu.


"Jadi dalam Bhinneka Tunggal Ika ada rasa sayang terhadap sesama anak bangsa. Kita bisa berbeda suku, beda agama, berbeda pandangan, tetapi kita tetap satu Indonesia," papar Puan.



Sambil Cek Kinerja DPR, Puan Bagikan Alsintan ke Petani di Palembang

"Oleh karena itu, kita semua harus selalu saling mengingatkan bahwa di Indonesia kebinekaan harus menjadi sumber kekuatan, bukan sumber perpecahan," sambungnya.


Puan meminta agar semua pihak tidak pernah bosan untuk berbicara tentang kebinekaan dan persatuan. Sebab itulah yang menjadi sumber kekuatan dalam menjaga persatuan bangsa Indonesia, dan mencegah tumbuhnya tunas perpecahan.


"Kalau boleh menggunakan istilah kito, gawe ajur rusak galo, wong betepuk kito ancur. Hal ini jangan sampai terjadi. Sumatera Selatan dengan 17 Kabupaten/Kota pun beragam budaya, bahasa, dan keunikan masing-masing yang harus membuat kito bangga jadi wong Sumatera Selatan," katanya.


Cucu Bung Karno itu juga berbicara mengenai tantangan di era generasi muda saat ini yang sangat berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Puan menyebut pesatnya kemajuan teknologi informasi harus membuat semua masyarakat Indonesia mawas diri.


, "Di Depan Mahasiswa Unsri, Puan Bicara Rasa Cinta Tanah Air-Keberagaman" selengkapnya ( nett )

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.